Kamis, 13 November 2008

Hancur

Hatiku hancur, jiwaku berteriak, kecewa seakan menjadi teman baik dalam diriku. Orang tuaku tak pernah sedikit pun mendukungku untuk aktif di sekolah. Tak pernah.

Segala apa yang kulakukan sia-sia, segala apa yang aku lakukan tak ada artinya. Aku hanya seorang anak yang sok sibuk, sok aktif tanpa ada arti dimata orang tuaku.

Segala apa yang aku lalukan hanya akan mendapat makian, cemooh, dan kemarahan dari orang tuaku. “Tak usah ikut kegiatan sekolah lagi !!!”. Betapa kecewanya aku mendengar lontaran bom kata-kata yang meledakkan hati ini. “Untuk apa kamu ikut OSIS-OSISan, MPK-MPKnan, mau pinter sendiri ha..?!!!”. Mendengar kata-kata itu seakan aku sudah tidak ada yang memihak, tinggal sendiri, hampa, kecewa, sepi, sinarku yang dulu memancarkan semangat kini redup oleh kekecewaan.

Aku sendiri sekarang, mungkin tak ada lagi yang bisa membantuku, sekarang aku hanya bisa
berharap Tuhan akan menolongku, menolong diriku yang tinggal ampas tak berharga ini, membangkitkan semangatku yang sudah redup ini. Semangatku yang dulu, sekarang tinggal kekecewaanku….

0 komentar: