Minggu, 28 Desember 2008

Kuasa dan Keagunganmu

Ketika aku berdiri di tepian samudra
Ketika aku melihat hamparan langit
Dalam kesunyian malam dingin
Dalam keagungan dan kuasa-Mu
Meraba kedalam hati menembus tepi
Melihat kedalam... Semakin kedalam...
Menyenak sesal jatuh mata

Tuhan...
Tarikan nefasku dengungkan nama-Mu
Deguban jantungku lafazkan puji bagi-Mu
Karunia-Mu mengalir di setiap pembuluh darahku
Asaku, harapku, citaku,cintaku...
Hanya untuk kembali ke sisi-Mu
Menelusuri jalan menuju kenikmatan abadi

Sabtu, 06 Desember 2008

Aku Belajar dari Dia

Sebelumnya tak pernah kurasakan semangat sehebat ini, dia temanku yang membuat aku ingin mengalahkannya. Sebenarnya dulu aku dianggap sepadan dengan dia, menarik untuk dikalahkan dan pantas untuk jadi saingannya. Padahal dalam hatiku dia hanyalah seorang anak kecil yang selalu bertanya, tak punya malu, selalu ingin diperhatikan. benar atau tidak tapi aku menebak dia adalah seorang sanguinis.
tapi anggapan itu mulai berubah saat dia sudah mulai memancarkan sinarnya. Saat aku kesulitan dia bisa diandalkan, bahkan karena ada dia aku bisa yakin kelas x-4 tidak akan menjadi kelas paling buruk lagi seperti tahun-tahun yang lalu. Dari dia kelas X-4 bisa dianggap memiliki kemajuan yang pesat, bayangkan saja dia bisa menjadi ratu MOS, mendapat juara saat diadakan lomba tari antar kabupaten, juara 2 saat laomba menyanyi 17 Agustus lalu. Setidaknya dengan kehadirannya di kelas X-4, kami menjadi lebih percaya diri atas prestasi yang telah diraihnya. tak sampai disitu dia jauga sangat-sangat aktif dikelas, dia selalu bertanya tanpa rasa malu dan terus mendapat nilai disetiap pelajaran, mungkin itu yang sebaiknya aku contoh dari dia. Tapi apakah begitu? hidup ini ada baik dan buruk, ada putih dan hitam. Mungkin aku adalah buruknya dan hitamnya. Aku sama sekali tak peduli dengannya, aku hanya melihat tanpa arti padahal di dalam hatiku yang terdalam aku ingin sekali mengalahkannya.
Dalam tatapan matanya aku bisa membaca apa yang dia pikirkan "ternyata dia tidak ada apa-apanya dibanding aku". Aku bisa merasakannya, akhirnya akupun berusaha sepintar-pitarnya dia pasti ada juga pelajaran yang tidak begitu dia kuasai. Dari jalan itulah aku berusaha menampakkan diri walau terkadang dia juga masih tidak mau kalah. Setidaknya dengan cara ini aku bisa menunjukkan bahwa aku pantas bersaing dengan siapapun.
sebenarnya aku juga tidak begitu suka menggunakan kesempatan dalam kesempitan tetapi ini lah yang menjadi jalanku untuk mengalahkannya. Waktu itu LDK untuk calon pengurus OSIS aku ikut walau sebenarnya aku adalah pengurus MPK. Entah ada apa kami berselisih tanpa tau apa penyebabnya. Tapi walau begitu takdir berkata lain kami berada dalam satu kelompok dalam pensi yang akan dilakukan saat LDK malam. kami tanpa persiapan ketua kami masih bingung harus menampilkan apa sementara kakak OSIS terus mendesak akhirnya semua sepakat untuk menyanyikan lagu disertai dengan videoklipnya.Dengan terpaksa aku mengajaknya untuk memerankannya "Ayo Sin pern ma aku, jadi videoklipnya".sebenarnya dia menolak lalu karena sudah mendesak, dengan terpaksa akhirnya dia mau "Ok deh...". "Nanti aku pura-puranya pengen jadi pacar kamu terus kamunya nolak terus, Ok?", Aku memberi pendapat. "Ok, nanti diakhirnya aku pura-puranya jatuh terus kamu tolongin akhirnya aku suka ma kamu terus jadian, gimana?", dia menambahkan. "ya wis Ok lah...", jawabku singkat. akhirnya gitarpun dipetik, lagu dinyanyikan oleh anggota kelompok, aku terus merayunya tanpa kata hanya gerakan, dia terus menolak, sementara para kelompok lain bersorak-sorai bertepuk tangan, tertawa. Tetapi aku sudah tidak bisa mendengarkan apa-apa aku sudah terlalu menghayatinya. diakhir lagu, Sinta terjatuh aku menolongnya, akhirnya dia tertarik padaku dan kamipun jadian, kupegang tangannya kugandeng dia dan kami berjalan-jalan, lalu kami berlari dan tertawa terbahak-bahak, sampai meneteskan air mata setelah apa yang kami lakukan tadi, semua kelompok lain ikut tertawa bertepuk tangan. akupun puas dengan apa yang sudah aku lakukan yang tidak parnah kulakukan sebelumnya.
keesokan harinya Sinta dipanggil oleh bu Ninik untuk mengikuti lomba tari. Aku kasihan padanya, ku tau dia masih letih karena hanya atidur beberapa jam saja tadi malam selain itu dia juga belum sarapan. setelah semua selesai sarapan, dia baru datang dan akhirnya sarapan sendirian. setelah sarapan itu sampai akhir LDK dia bahkan sampai pulang kerumah dia tidak makan sama sekali, dia langsung istirahat, belum sampai puas istirahat dia harus menyelesaikan visi misinya untuk menjadi ketua OSIS dan malangnya lagi sekitar jam 2 dia bangun lagi untuk mencuci bajunya belum makan apa-apa selain sarapan tadi pagi. aku juga bertanya mengapa dia begitu memaksakan diri? paginya kami masuk seperti biasa tapi ada pemilihan ketua OSIS dan dia berdiri di depan sebagai salah satu calon ketua OSIS, belum sempat dia maju ke mimbar, kekawatirankupun terjadi dia kehilangan kesadaran,langsung para kakak OSIS membawanya ke UKS. dari sinilah aku sadar betapa kalahnya aku dengan dia, aku tidak ada apa-apanya, dia begitu mandiri, gigih dan selalu berusaha keras. Aku kalah, dari sinilah aku meyadarinya dan aku berusaha untuk berubah, dengan keadaannya yang tidak begitu baik itulah, aku mengambil kesempatan. aku berusaha untuk menyamainya dan dia tau itu, tetapi dia senang karena aku akhirnya pantas untuk menjadi saingannya lagi.