Selasa, 21 April 2009

Tugas ZZ : Meski Sudah Menang, Masih Jawab 1 Pertanyaan

Semi final Lomba Cerdas Cermat wawasan Kebangsaan tingkat SLTA sekabupaten Bojonegoro, Jum’at (17/04), mencatatkan kemenangan SMADABO atas lawan tangguhnya SMAPABO. Bertempat di radio Malowopati FM, pertandingan yang berlangsung satu jam itu berlangsung sengit. Penonton heboh memberikan dukungan atas timnya masing-masing. Tim SMADABO yang beranggotakan Bactiar II IA 1 (ketua), M. Faris Al Hakim II IA 1 (anggota), Elaine X1 (anggota), berhasil mengungguli lawannya dengan selisih poin 350. Bagaimanakah serunya pertandingan ini ?

Babak pertama, season pertanyaan wajib, sepuluh pertanyaan diberikan kepada masing-masing regu. Dengan penuh semangat tim dari SMAPA menjawab setiap pertanyaan yang diajukan pembawa acara, tetapi tim SMADA berhasil mencuri tiga pertanyaan yang gagal dijawab kontingen SMAPA. Tetapi kontingen SMADA menyapu bersih semua pertanyaan tanpa menyisakan poin untuk SMAPA. Kedudukan akhir babak pertama 650-850, untuk keunggulan SMADABO.

Babak yang paling menegangkan, babak adu cepat. Sepuluh pertanyaan diajukan, bisa menjawab 100 poin, dan gagal dikurangi 100 poin. Peserta dan penonton terdiam tegang dan konsentrasi penuh saat setiap pertanyaan dibacakan. Empat pertanyaan awal dijawab tim SMADABO sepeti suara monolog. Juri membacakan soal, bel berbunyi, tim menjawab, juri berseru “betul!”, penonton bersorak, SMAPA pun tertinggal. Tak mau kalah tim SMAPA mempercepat tempo menekan bel beberapa poin pun di dapat. Meski sudah tau mereka menang walau tidak menjawab pertanyaan, tetapi tim SMADABO tetap menunjukan kuasanya dengan menjawab pertanyaan terakhir oleh M. Faris Al Hakim. Kedudukan akhir SMAPA 900, SMADA 1250.

Sebenarnya kedua tim sama-sama tangguh, tetapi tim SMADABO lebih unggul karena mereka tak hanya bertumpu pada ketua seperti pada tim SMAPABO. Mereka menjawab secara yakin dan bergantian, karena mereka tau, nama SMA 2 Bojonegoro tak hanya ditanggung oleh satu orang saja, bahkan penonton juga sebagai peserta keempat. Tanpa wajah sombong dan tetap tersenyum, para kontingen SMA 2 bersalaman dengan kontingen SMA 4. Dengan bangga para pembimbing, Pak Mukhsin sebagai wali kesisiwaan, Pak Anam, Pak Nugroho dan Pak Sis menyalami anak-anak didiknya tersebut. “Sebenarnya tidak ada bedanya ketiga peserta dengan siswa yang lain, tapi yang kami lihat adalah prestasi akademik, mereka juga disiplin mau berusaha dan rela mengorbankan waktu dan tenaga untuk terus belajar”. Ujar Pak Sis selaku pembimbing saat di tanya mengapa memilih mereka bertiga sebagai peserta.

“Kami diberi pelatihan dua kali dalam seminggu, tak lupa juga kami berdo’a agar bisa menang. Kami juga tidak menyangka dan senang sekali bisa menang dalam pertandingan ini.” Kata Elaine yang juga sekaligus anggota redaksi ZZ. Tim SMA 2 adalah tim pertama yang masuk final, tinggal menunggu dua tim lagi, mereka akan berlaga di final pada tanggal 1 Mei besok. Semoga mereka bisa mengukir nama SMA 2 di tingkat tertinggi dalam lomba tersebut.

Sabtu, 11 April 2009

Tugas ZZ: Semua Keinginanku

Cita-cita. Suatu keinginan di dalam hati untuk mencapai atau meraih sesuatu yang sangat diingin dan diimpikan atau sebagian orang bilang sebagai impian. Walau kita tidak tau akan masa depan kita, tapi suatu keinginan ini sangat ingin diwujudkan apapun yang terjadi. Dan setelah semua usaha yang kita lakukan, Tuhanlah yang akan berkehendak. Jadikah kita seperti apa yang kita inginkan, atau menjadi seseorang yang lebih baik. Ingat, keinginan tak selalu berbanding lurus dengan kenyataan. Jadi tergantung usaha, do’a dan ketawakkalan kita pada Tuhan.

Di dunia ini banyak sekali yang ingin aku wujudkan. Entah jadi orang apa aku besok, terserah Tuhan. Tetapi di dalam diri ini ada suatu dorongan untuk ingin menguasai sesuatu. Untuk menjadi ahli, untuk menjadi pandai, dan untuk menjadi bisa. Dan ingat, tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Pepatah lama mengatakan ada kemauan pasti ada jalan.

Sangat kusadari bahwa hidup ini singkat, jadi buat apa hidup di dunia tanpa ilmu,tanpa keinginan. Dengan mengingat bahwa hidup itu singkat aku jadi lebih bersemangat. Walau ku tau waktuku sangat terbatas, tapi itu tak membatasiku untuk selalu ingin menguasai sesuatu, dengan semangat itu.

Yang pertama aku ingin menuntaskan sekolahku dan mendapat pekerjaan yang mapan walau aku belum tau ingin jadi apa nantinya. Ini juga kerena cita-cita orang tua. Dan aku selau berusaha giat belajar, berusaha aktif, mengerjakan semua tugas, PR sekolah walau kadang kesulitan dan tak kukerjakan. Bagiku yang pengting tuntaskan sekolah dengan baik, mendapat banyak ilmu yang bermanfaat. Mengamalkannya dengan bekerja.

Yang kedua menjadi pemain bola yang handal. Dari dulu aku suka olah raga, apalagi sepak bola atau futsal. Walau jujur aku tidak begitu suka menonton. Aku lebih suka yang nyata. Yang satu ini sulit aku wujudkan karena banyak hal yang belum aku mengerti tentang bermain bola. Terlebih ayahku tidak terlalu suka, dianggapnya terlalu sulit lebih menjanjikan voli. Karena itu bola sepak mungkin cuma akan menjadi hobiku saja.

Ketiga aku ingin menjadi pemain voli dengan lompatan tertinggi. Dulu pernah aku ceritakan tentang hobi paksaan ku ini. Posturku lebih menjanjikan di olah raga voli. Aku tau sebenarnya ayahku ingin aku mempunyai ketrampilan, untuk berjaga-jaga jika kelak aku tak terlalu beruntung. Oleh karena itu aku selalu berolah raga agar aku bisa bertambah tinggi. Melatih kekuatan kakiku untuk melompat. Walau aku belum begitu terampil, tapi aku selalu berlatih, berusaha untuk bisa.

Keempat aku ingin bisa menguasai salah satu dari alat musik. Bahkan sebenarnya aku ingin sekali bisa memainkan boila. Menurutku biola adalah alat musik yangmebutuhkan keterampilan tangan yang tinggi dan digabungkan dengan perasaan. Aku menilai begitu karena keindahan suara menyayat hati yang dilantunkan oleh biola. Tak cuma itu, aku juga ingin melatih vokalku, karena ku tau suaraku parah sekali,

Aku selalu berusaha menulis, walau seperti apapun tulisanku aku selalu tetap berusaha menulis. Aku selalu mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh guruku.. walau sulit tapi terus ku coba. Dan itulah yang terakhir. Aku ingin menguasai ilmu menulis. Aku ingin menjadi seorang penulis, karena dengan tulisan aku bisa mengekspresikan suasana hatiku. Semua kegalauan yang ada dalam hati sering kali ku tulis, aku merasa melepaskan beban lewat tulisan. Dan aku selalu merasa kenangan tak harus terhapus oleh waktu dan dengan menulis itulah kenangan masa lalu tak kan pernah hilang. Dan yang pernah aku pelajari tulisan bisa mengubah cara berfikir orang atau kita bisa mengartikannya mempengaruhi orang.

Rabu, 25 Maret 2009

Andai Aku Bisa Merubahnya

Percayakah bahwa cinta itu buta, kawan? Sudah lama aku mencoba untuk menghindar dari urusan tak penting itu, tapi apalah dayaku ini. Tetaplah aku seorang manusia biasa yang bisa merasakan cinta. Sungguh aku pilu. Aku selalu berpikir mencinta akan berakibat fatal untuk semua urusan selain cinta itu sendiri. Setelah sekali aku terkena akibat cinta, aku selalu menghindar dalam urusan cinta menyenggol pun tak pernah. Aku perih saat tau yang ku lakukan akan mendapat cobaan dari Yang Di Atas. Aku tidak berdaya, dadaku selalu hampa memikirkan hal buruk yang akan terjadi padaku. Disisi lain dadaku juga bergelora tak tau arah dan tujuan untuk menyandarkannya. Aku hanya bisa diam, dan terus berpikir, mengalihkan semua rasa yang sebetulnya sangat-sangat bullshit itu (dimasa-masaku).

Bagaimana aku harus memulai ini kawan? Ingin aku melampiaskan semua ini. Baiklah aku coba. Setelah aku mendapat sesuatu yang pahit dari percintaanku yang pertama, ingin rasanya aku bersumpah untuk tidak mencinta lagi sebelum hidupku ini benar-benar mapan. Bisa kau bayangkan sulitnya bukan. Aku harus menghindar semua hal tantang cinta. Menutup mataku, menulikan telingaku, dan mebisukan bibirku. Padahal semua lingkungan, teman, orang-orang melakukan semua itu. Aku seperti pohon tua yang rapuh dan terus mencoba bertahan tegak padahal angin terus menerpaku. Aku ingin berteriak sekuat tenagaku, menangis semampuku hingga aku terlelap tidur dan semua yang ku takutkan sirna saat aku bangun.

Semua pasti berawal pada pandangan pertama. Ku lihat begitu dia sangat pendiam berkali-kali senyum indah timbul pada bibir mungilnya. Tubuhnya tinggi tapi tak setinggi aku, tapi lebih tinggi dari gadis biasanya. Rambutnya sebahu, dengan poni yang terkadang menutupi matanya. Matanya sendu, dan sangat anggun jika berkedip. Aku tak tega saat aku tau siapa dia sebenarnya. Nanti kau juga akan tau sendiri kawan.

Dia selalu berangkat dan pulang dengan mengayuh sepeda kesayangannya. Tak pernah kulewatkan saat-saat aku berpapasan atau saat saat aku mendahuluinya, aku selalu mencuri-curi pandang dari balik helm hitamku. Hatiku tenang karena kupikir mungkin dialah yang aku cari.

Hatiku rasanya tidak menentu. Berhari hari aku hanya melihatnya dari balik jendela kaca kelasku, dia masih terlihat pendiam. Terkadang aku duduk didepan pintu kelasku melihatnya, memandangnya. Entah penglihatanku benar atau tidak tapi kurasa dia juga memandangku. Aku semakin ingin tau. Aku putuskan untuk meminta bantuan teman baikku sejak TK yang kebetulan sekelas dengannya untuk mencari informasi yang aku butuhkan. Dan semuanya berjalan dengan lancar.

Ku tau sekarang, dia bernama Putri, cukup serasi dengan semua yang ada padanya. Karena dia terlihat sederhana, benar – benar cocok untuk seorang tuan Putri yang berhati permata. Aku semakin tidak berdaya. Tak pernah terlewatkan saat-sat dia setengah berlari masuk kedelam kelasnya. Rambutnya terurai tertiup angin dan tangan kananya memegang tas mungil coklatnya yang dia kalungkan dibahu kananya. Dia segera duduk dibangku tengah kelasnya. Untuk kedua kalinya, entah benar atau tidak dia memandang sebentar ke kelasku sebelum menyiapkan bukunya. Tapi mungkin cuma perasaanku.

Akhirnya aku meminta nomer 12 digit dari kotak elektronik kecil yang selalu dibawanya, tentu saja dengan bantuan teman baikku. Tanpa pikir panjang, dengan sedikit agak nekad aku berkenalan dengannya lewat kotak kecil elektronik itu. Dari setiap tulisan yang dia ketikkan aku merasakan sebuah kejujuran, ketulusan tanpa ada kebohongan. Entah bagaimana caranya tapi aku bisa merasakan hal itu. Dan dari semua itu aku tau dia sudah mempunyai tambatan hati. Aku sedikit kecewa, tapi itu tak akan berpengaruh apapun bagiku. Lagi pula masih banyak kesempatan. Aku tinggal menunggu atau mencarinya saja.

Tak terasa sudah lama sekali aku mengenalnya walau kami jarang sekali bertemu secara langsung, hanya lewat kotak kecil elektronik itu. Dari setiap kata, setiap tulisan yang dia ketik tak pernah sekali pun ada kata yang menyesakkan dada. Semuanya lembut, aku semakin terpesona. Tak jarang pula dia menceritakan semua masalahnya padaku. Sepertinya aku ini bisa memecahkan segala masalah. Aku pun dengan senang hati membantunya.

Masalah yang dia hadapi selalu sama, tentang tambatan hati busuknya itu. Sampai muak aku mendengar dia berkisah tentang kebusukan seseorang yang berpendidikan agama tapi hanya omong kosong belaka itu. Aku selalu iba jika mendengar dia selalu disakiti, mengalah, menahan semua masalah yang dia hadapi. Pernah aku berkata “kenapa tak kau tinggalkan saja tambatan hatimu itu?”.
“ Aku tidak tau, semua ini tidak semudah yang kau bayangkan”. Jawabnya.
“Memang seberapa sulitnya kau melepaskan bajingan tengikmu itu?”, aku jadi semakin muak.
“ Sudah lama aku mengenalnya, aku adalah orang yang setia, walau ku tau dia sering bermain api di belakangku, aku sudah mulai terbiasa dengan itu”.

Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala tak percaya dengan apa yang baru aku dengar, tapi aku tak berkata-kata. Aku benar-benar tak bisa mengerti apa yang sebenarnya dia pikirkan, mengapa dia berpikir sebodoh itu? Kau tau dunia ini sangatlah luas kawan.masih banyak jutaan insan yang lebih baik dari pada cecunguk itu. Seperti kebanyakan ornag kecewa karena cinta aku bertanya, “apa istimewanya dia, mengapa kau tak bisa lepas darinya?”. Dan jawabannya tetap sama “tidak tau”, bahkan dia bilang sudah terbiasa dan ikhlas atas perlakuan cecunguknya itu dan dia mulai berlaku sama dengan yang cecunguknya lakukan.

Ya Tuhan, apakah dunia ini sebentar lagi kiamat?. Bagaimana mungkin dia berpikir sesempit itu. Hidup ini singkat, tidakkah banyak hal yang lebih berguna dari pada hal itu. Bahkan pernah suatu hari aku bertanya apa yang dia lakukan sekarang, dari kotak kecil elektronikku. Dia menjawab, “aku sedang merokok, ikutan yuk”. Dengan mulut menganga aku menggeleng-gelengkan kepala. Bagaimana kau bisa masuk sejauh itu dalam masalahmu. Dia bilang itu semua dia lakukan untuk merefresh otaknya dari semua masalah yang ia hadapi. Tapi di hati kecilnya dia ingin berhenti melakukan hal itu. Tapi tetap saja dia selalu melakukannya. Karena wanita memandang semua dengan perasaan bukan dengan logika akal sehat. Semua perasaan itu ditumpuk, dan dilampiaskan dengan cara seperti itu. Sungguh mengenaskan.

Ingin aku menitikkan air mata. Putri yang dulu kukenal ternyata seperti ini, semua yang dia lakukan hanyalah pelampiasan dari apa yang dilakukan cecunguk kesayangannya itu padanya. Hebat sekali, sekarang ku tau betapa sempitnya otak seorang wanita itu jika sudah jatuh terlalu dalam, dalam jurang cinta. Ingin aku berteriak, “betapa bodohnya kau Putri!, tak taukah kau bahwa hidupmu itu masih sangat berharga untuk kau gadaikan dalam pelampiasan dengan cecungukmu itu. Lihatlah dirimu kau seorang wanita yang anggun, semua orang sayang padamu, aku saying padamu. Apa yang kau beratkan pada diri seorang bajingan tengik hitam tak beradap itu!? Sadarlah Putri sadarlah! Hidup ini singkat, masih banyak masa yang belum kau lewati dan akan terlewat percuma jika kau terus menuruti cecunguk busuk itu.

Aku takkan bisa mambantu lagi jika memang kau sendiri tak mau berusaha untuk berubah. Bahkan mungkin kau takkan pernah membutuhkan bantuan dari temanmu ini lagi. Bagai nasi putih yng menjadi basi kuning. Dia sangat berlawanan dengan yang aku pikirkan dulu. Entahlah Putri, kaulah yang akan meluruskan jalanmu sendiri, kau lah pembuat keputusan untuk dirimu sendiri. Aku selalu ingin membantumu, tapi kau tak menganggap aku. Kau telah dibutakan oleh yang namanya cinta, bahkan apa yang kau alami bukanlah cinta, tapi hanya kebohongan, kemunafikkan, dan pelampiasan.

Takkan pernah kulupa bahwa aku pernah mencintaimu Putri. Bahwa cintaku hanya sebatas teman. Sudahlah, aku sudah lelah dengan apa yang kau lakukan. Aku hargai semua keputusan yang telah kau ambil, jalan yang kau luruskan sendiri tapi entah kemana arah tujuannya. Sampai disini sajalah aku membantumu. Aku akan terus berharap suatu saat kau bisa berubah. Aku akan mencoba menghilangkan rasaku padamu, dan menjalani semua seperti waktu aku tak mengenalmu. Semoga kau bahagia dengan kekasih bajingan yang tak bisa kau lepas itu.

Jumat, 13 Maret 2009

Tugas ZZ 4: X-4 Tertawa Lalu Menangis

Secara bergantian semua siswa X-4 memasuki ruang kelas dengan perasaan berdebar. 34 siswa tersebut mulai menangis, tertawa, marah, dan tiba-tiba kecewa. Sementara yang di luar tertawa tanpa henti. Latihan teater ini (12/3) mulai diberikan kepada siswa X-4 yang baru kali ini menerima latihan seni peran. Menurut Bapak Taufik selaku guru kesenian di SMA 2 Bojonegoro, "latihan ini untuk memunculkan bakat seni peran di SMA 2 Bojonegoro ini. Sementara siswa yang baru sekali ini mendapatkan latihan tersebut, juga sangat antusias.Tanpa ragu mereka memainkan emosi mereka, walau harus ditertawakan.

Pertama sebelum tes seni peran ini dimulai, Pak Taufik memberikan unstruksi bagaimana nanti melakukan peran yang berganti-ganti itu. Kemudian satu larangan yaitu, jangan berkata kotor waktu memerankan orang marah. Meski larangan sudah diikrarkan, tetap saja ada yang mengucapkan kata-kata khas orang Jawa itu. Mereka berdalih, "Lha sudah kebiasaan, jadi sangking menghayatinya jadi keceplosan".

Setelah semua mendapat giliran, komentarpun terucap dari guru kesenian itu. dan hampir semuanya kritikan tanpa pujian. Memang baru sekali melakukan, mau bagaimana lagi. Lalu kegiatan yang terkhir adalah ESQ di dalam ruang kesenian yang hening dan hanya terdengar suara kipas angin. Pak taufik menyuruk semuanya untuk berkonsentrasi. Mereka dibawa keluar dari raganya masing-masing dengan kata-kata yang mencabut pikiran. Kata-kata itupun mulai terucap sepatah demi patah.
Tanpa mereka sadari kata-kata itu mulai menuntun air mata mereka untuk mengalir keluar membasahi setiap pipi mereka. Beberapa siswa sesenggukan tak kuat menahan tangis. Mereka menyadari begitu banyak dosa yang mereka perbuat pada orang tua masing-masing.

Setelah kegiatan itu berakhir, mereka semua membuka mata. Melihat teman-teman mereka yang menangis tiba-tiba rasa tawa muncul. melihat wajah menangis, bagi mereka itu aneh. sementara yang menangis juga tertawa karena malu. Air muka seluruh penghuni kelas ternakal itu jadi sangat aneh. Semua diakhiri Pak Taufik dengan sebuah nasehat bagi mereka yang mempunyai banyak salah kepada orang tua. Dan teruslah mengasah melatih emosi dan seni peran yang masih amatir.

Tugas ZZ 3 : First Love

Anak muda. Apalagi yang paling disukai anak muda kalau tidak soal asmara, cinta, dan pacaran. Memang jantung ini selalu berdebar-debar jika sudah menyangkut hal yang satu ini. Berpikir, membayangkan dan mencoba sealu mengingat wajah si dia. Lalu tersenyum sendiri seperti orang sakit jiwa. Ya memang inilah hidup mau bagaimana lagi.

Dulu pernah saat cinta pertamaku bahasa gaulnya ya first love. Dia ku anggap sebagai bidadariku. Aku merasa selalu ingin melindunginya, selalu disampingnya. Aku anggap dia sebagai tuan putri sang selalu harus dilindungi dari segala marabahaya. Keren banget ya. Seperti film anime Flame of Recca.

Itu cuma pikiranku seandainya aku bisa jadi pacarnya. Kenyataanya, jantungku selalu berdebar-debar ketika bertemu dengannya. Tidak pernah sekalipun aku berani untuk sekedar berbincang dengannya. Rasa ini seperti penyakit gila, ingin melindungi tapi tak berani bicara. Disisi lain aku selalu mengharapkannya. Tak pernah bosan aku mencuri-curi pandang untuk melihatnya. Dia melihat kearahku aku berpaling pura-pura tak melihat. Aduh, sekarang aku pikir, buat apa sih melalukan hak itu, cuma seperti anak kecil.

Lampu hijau menyala diatas kepalaku. Sinyal positif. Tak kusangka dia juga memendam perasaan yang sama padaku. Tapi lebih kompleks. Aku dianggapnya (maaf tak bermaksud sombong) ganteng, pintar, dan misterius. Wow sempurna, memang ada orang seperti itu? Aku saja tidak merasa. Ternyata sama juga dia sering curi-curi pandang bahkan lewat cermin. Saat aku berbalik, dengan gugupnya dia menyembunyikan cermin itu.mungkin dia pikir, “aduh ketahuan gak ya. Aku malu…”.

Seperti kebanyakan anaka laki-laki setiap sore aku bermain bola di lapangan bersama tema- temanku. Kulihat dari kejauhan, siapa itu sepertinya aku kenal. Dia bersepeda, rambut panjangnya bergerak mengikuti alunan angin. Anggun sekali. Semakin lama, semakin dekat, semakin jelas kulihat. Ternyata itu si dia, tanpa ragu aku melambaikan tangan, dan dia membalas lambaian itu. Hari itu hari yang paling menyenangkan. Padahal dengan satu lambaian tangan. Betapa besarnya kekuatan cinta.
Rasa ini semakin lama semakin menyebalkan. Aku berpikir dan menimbang, lampu pijar lima watt menyala diatas kepalaku. Aku mengumpulkan keberanian, semangat, percaya diri, mental, tekad dan terakhir nekad. Aku pikir, apa sih yang mungkin terjadi? Kemungkina paling buruk cuma malu, malu dan dipermalukan di sekolah. Paling parah mungkin sampai seminggu. Tidak lama cukup untuk menghabiskan pulsa sepuluh ribu.
Aku ambil nafas dalam-dalam, aku keluarkan perlahan. Dengan penampilan sekeren mungkin : topi coklat yang belakangnya nerancang, jaket orange yang sulit diresletingkan, celana jeans biru longgar, tas agar terlihat lebih pintar dan sepeda Vega R keluaran terbaru ( sekarang sudah ketinggalan jaman). Tanpa basi-basi aku melaju menuju rumah si dia. Dengan jari-jemariku yang dingin karena grogi aku terus melaju. Sudah terlambat untuk kembali.

Jantungku semakin berdegup kancang, keringa dingin, dan jemati tangan dingin, ikut melengkapi penderitaanku. Akhirnya aku sampai di depan rumahnya. Tak disangka sebelumaku turun dari sepeda motorku, dia sudah keluar rumah. Dia kaget setengah mati, dengan bahasa isyarat dia menyuruhku untuk pergi. “Ada apa sih ?”, tanyaku penasaran sambil membalikan motorku.
“Ada Ibuku…!” dia berbisik keras.
“Eh aku cuma sebentar kok”. Lalu dia masuk kedalam rumah lagi.
Dan tiba-tiba keluar lagi dan bertanya, “cari siapa?”.
Tanpa basa-basi aku jawab “cari kamu!”. Dan dia masuk ke dalam rumah lagi. Ada apa sih, kok aneh banget. Tinggal persilakan aku masuk, duduk, ngobrol bereskan.
Dia keluar lagi, “Kak Agung gak ada”.
Dengan mengerutkan dahi aku yang bingung bertanya, “Kak Agung siapa? Aku kesini cari kamu, kamu sini bentar to, aku mau ngomong. Bentar aja…”.
Akhirnya dia keluar halaman rumah dan mendekat padaku. Tanganku masih dingin.dengan salah tingkah aku bertanya “aduh ngapain ya aku kesini, aku jadi bingung kesini mau apa”. Dia diam saja. Aku bertanya, “kamu grogi gak?’. Dia mengangguk.
“Eh besok jaj lo, di sekolah aja”. Dia berbalik mau masuk rumah. Aku pegang tangannya yang sama dinginnya sepertiku. Dan berkata suatu kalimat yang tak pernah aku katakana, paling aku benci, tidak suka, memuakan. “aku suka kamu”. W(sensor)k.
Dess, kurasa tembakanku tepat pada sasaran. Dia menjawab “iya aku juga sama”. Seperti habis menang lotre. Aku senang bukan main. Dia melepaskan tangannya, “eh aku harus masuk rumah dulu nanti dimarahin sama Ibu. “berarti kita udah jadian?”. Dia berbalik, tersenyum dan mengangguk. Rasa di dadaku benar-benar luar biasa seperti menang lotre 3 kali ketambahan kejatuhan durian satu truk.
Aku meninggalkan rumahnya dengan perasaan luar biasa yang belum pernah aku rasakan sebalumnya. Akhirnya aku berhasil mandapatka sang putriku. Tapi apakah akan jadi seperti yang aku bayangkan dulu? Mungkin iya mungkin juga tidak.

Sabtu, 28 Februari 2009

Tugas ZZ 2 : Lama-lama Suka

Sepedahku yang yang hilang. aku selalu tersenyum bila mengingat tulisan masa kecilku itu. Saat itu aku lupa tepatnya. entah saat kelas 1 atau kelas 2 saat aku menulisnya. Di samping kiri kananku Ayah dan Ibuku mendampingiku. Beliau-beliau itulah yang membimbingku yang masih belum begitu mengerti dan canggung untuk menulis. beliau-beliau itulah yang membenar salahkan setiap huruf, kata dan kalimat yang salah. Sampai selesai satu lembar.aku tersenyum bukan hanya karena alasan itu. karena dengan tulisan keclku itu, aku mendapat nilai A waktu itu. Ayah dan Ibukupun ikut senang. tapi lama kelamaan menulis membuatku bosan. karena hanya itu-itu saja yang harus ditulis. Pengalaman pribadi, pengalaman saat liburan, pengalaman saat rekreasi. yah memang saat itu masih SD, jadi cuma sebatas itulah kemampuanku waktu itu.

Bahkan saat aku SMP menulis adalah hal yang menyebalkan. entah apa yang kupikirkan dulu. pernah waktu itu saat tugas pertama menulis saat baru masuk kelas satu. aku disuruh menceritakan pengalaman waktu bertemu kembali dengan teman-teman SD ku. Aku tulis semauku sendiri. hasilnya C atau 65, aku kaget, bagaimana mungkin hasil karyaku semalam hanya mendapat nilai 65? apa yang salah dengan ini? waktu itu aku terus berpikir. Dan sekarang aku tertawa bila melihat tulisan itu. menggelikan. Kertas folio bergaris yang panjang lebarnya 13' dan 8,5' bolak balik itu hanya ku tulisi tak sampai separuh halaman hanya tiga paragraf pendek. selain itu aku tak memberi garis tepi disisi kiri tulisan itu. Dan saat aku menemukan tulisan itu aku tertawa dan berpikir, "tulisan apa ya ini? benar saja kalau dapat 65".
dan saat kelas 2 SMP aku dijuga pernah diberi tugas menulis cerita menggunakan kata ganti orang pertama. otomatis aku harus menggunakan kata "aku" dalam tulisanku. saat semua disuruh menyocokan guruku bilang "coba hitung berapa kalian menulis kata "aku dalam tulisan kalian. bagaimana banyakkan? dalam menulis cerita itu tidak boleh banyak mengulang kata". dan akupun menurut saja. tapi kemudian aku berpikir, namanya saja kata ganti orang pertama, kalau tidak boleh banyak menggunakan kata "aku" lalu memakai kata apa?

Dan semua itu berkembang saat aku kelas 3 SMP, inspirasiku mulai bertambah. Aku pernah diberi tugas membuat cerpen dan aku lupa membuatnya. sementara guru yang akan kuhadapi adalah guru bahasa yang paling killer waktu itu. Aku bingung kartas foliopun aku tak punya. terpaksa aku meminta-minta dan akhirnya dapat, Alhamdulillah. Tapi belum berakhir saat aku menerima kertas itu, aku harus mengisi penuh 2 halaman folio itu, tak boleh kurang. Itu harus kulakukan hanya dengan waktu 90 menit, tapi menurutku cukup. dan untungnya aku ingat pernah membaca cerpen, tanpa pikir panjang aku tulis semua itu, walau harus sembunyi-sembunyi saat jam pelajaran guru lain. Semuanya selesai, tapi guru killer itu ternyata menunda tugas itu. waktu itu ingin sekali menyobek-nyobek kertas itu sampai bagian paling kecil.

Jika aku mengingat semua itu aku selalu tersenyum. begaimana aku masih polos, masih sulit merangkai kata-kata menjadi kalimat, dan kalimat menjadi paragraf. walaupun sekarang aku juga masih tahap belajar dan ilmu menulisku masih sangat dangkal, paling tidak aku sekarang mengerti dasar-dasar menulis. semua itu ku pelajari ekstra dari Pak Pra, senior menulis yang mempunyai banyak pengalaman dalam menulis dan jurnalistik. melalui jalan menjadi anggota Zig-Zag aku menimba ilmu dari beliau. dan karena beliaulah aku sekarang suka menulis, nilai bahasaku pun bisa dibilang tidak mengecewakan. Ya malu dong, muridnya Pak Pra tapi tidak bisa menulis. Bahkan mungkin ini bisa menjadi salah satu cita-cita ku untuk kedepan nanti.

Tugas ZZ 1 : Aku Diam dan Aku Menulis

Menulis Menurutku cuma masalah kebiasaan dan niatan. Tergantung apakah kita niat untuk jadi penulis atau tidak. Selain itu memperbanyak kosakata adalah hal yang wajib bagi penulis. Karena penulis tidak boleh sampai kehabisan kata-kata, caranya ya Cuma satu. Membaca. Dan ingat, tidak ada penulis yang langsung jadi bestseller dalam sekali tulis. Pasti berawal dari proses belajar dan menjadi kebiasan. Memang pada awalnya menulis adalah pekerjaan yang sulit. Sulit cari inspirasilah, idelah, temalah. Tapi teruslah mencoba untuk menulis. Dan semua itu akan terasa lebih mudah. Jadi jika sudah terbiasa tinggal masalah ada waktu atau tidak.
Kalau dibilang suka duka menulis pasti ada. Karena bagaimanapun menulis adalah pekerjaan yang memerlukan ketajaman logika dan kedalaman perasaan. Jadi menulis jangan dianggap enteng dulu. Jadi pasti ada suka dukanya.
Sukanya adalah saat tulisan kita dibaca orang dan mendapat komentar yang wangi. Apalagi kalau tulisan kita bisa sampai masuk Koran, majalah atau bahkan menang lomba. Pasti hati ini akan merasa puas dan ingin terus berkarya lagi.
Dan yang pasti dukanya adalah lawan dari suka itu. Memang hati ini jadi lesu bila tulisan kita mendapat komentar yang pedas. Apalagi jika tidak dibaca sama sekali.tapi buatlah semua itu sebagai semangat dan motivasi untuk berkarya yang lebih lagi.
kalau untuk kesulitan dalam proses membuat tulisan, ya pasti ada juga. Biasanya karena tulisan yang saya buat terlalu banyak, jadi terlambat deadline. Kalau tidak ya masalah mata, yaitu kantuk. Kalau sudah begitu ya terpaksa kita yang kalah. kesulitan ide, gagasan, inspirasi? menurut ahlinya semua itu bisa kita lawan dengan selalu menjaga suasana hati atau mood agar tetap selalu baik.
menulis selalu memotivasiku untuk menjadi lebih baik. semua yang aku pikirkan yang tak bisa ku katakan bisa ku ungkapkan melaui menulis. beban pikiranku terasa lepas saat aku menulis. bahkan saat aku sangat kecewa, sangat marah, aku akan mencoba untuk menulisnya. dari pada menghabiskan tenaga dan pahala. lebih baik kutulis saja. tak akan rugi, malah akan mengajari kita untuk lebih dewasa. aku akan tenang, karena aku akan diam saat menulis. aku akan mencoba bermain logika dan perasaan.
Menulis adalah pekerjaan yang tidak akan merugikan kita. Kita akan mampu berkaca kembali pada tulisan kita yang dulu. Kita akan bisa tersenyum jika melihat tulisan kita yang dulu. Bagaimana dulu saat baru belajar menulis. Bagaimana dulu banyak kata-kata yang salah tulis, salah tanda, salah struktur dan yang Lain. Bahkan bisa menjadi kenangan hidup yang tidak akan terlupakan.